Kamis, 16 Oktober 2014

Potensi Lumpur Lapindo kurang disadari oleh PLN



lensaindonesia.com

Saat itu tanggal 5 juni 2006, mulai terdengar berita di media massa tentang peristiwa kegagalan pengeboran minyak dan gas bumi oleh PT.LAPINDO BRANTAS. Awalnya lumpur itu menyembur di sebuah sawah dekat tempat pengeboran gas yang dimiliki oleh PT.LAPINDO BRANTAS. Tetapi lama-kelamaan semburan lumpur itu semakin besar dan meluas. Semburan lumpur lapindo disebabkan karena kecelakaan kerja dari PT.LAPINDO BRANTAS. Adapula yang beranggapan bahwa penyebab semburan lumpur lapindo ini berasal dari gempa bumi. Namun beberapa ahli geologi berpendapat bahwa penyebab semburan lumpur lapindo adalah pengeboran yang dilakukan oleh PT.LAPINDO BRANTAS. Jika hal itu benar maka telah terjadi kesalahan teknis dalam pengeboran yang berarti pula telah terjadi kesalahan pada prosedur operasional standar.

tempo.co
Pada waktu itu saya masih duduk di kelas VII SMP dan belum mengerti tentang permasalahan yang terjadi tersebut. Akhirnya seiring berjalannya waktu saat saya duduk di kelas X SMA mulai mengerti apa yang diakibatkan dari semburan lumpur lapindo. Lumpur lapindo mengakibatkan kerugian material dan penghasilan penduduk sekitar semburan lumpur. Mulai dari kelas X SMA saya mulai berfikir kritis bagaimana cara memanfaatkan lumpur lapindo yang sangat merugikan itu menjadi sebuah sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk semua orang. Apalagi semenjak saya menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Teknik - PLN saya semakin penasaran bagaimana caranya agar lumpur lapindo bisa dimanfaatkan dan tidak hanya bisa merugikan penduduk sekitarnya. Semburan lumpur lapindo mengeluarkan material perut bumi beserta uap panas. Hal ini berpotensi apabila PLN ataupun seluruh warga Indonesia khususnya warga Sidoarjo bisa mengkonversikannya menjadi energi. Potensi ini mengundang banyak Negara untuk memanfaatkan potensi dari semburan lumpur lapindo tersebut. Austrialia, Jepang dan Amerika Serikat sudah menyadari bahwa potensi semburan lumpur lapindo itu sangat besar, bahkan negara-negara ini siap mengelola potensi semburan lumpur lapindo walaupun dengan biaya yang besar.

Sekarang saya berpikir, negara lain saja sudah menyadari potensi ini lalu mengapa PLN dan Indonesia tidak memanfaatkan semburan lumpur lapindo saja sebagai pembangkit listrik?

surbaya.com
Uap panas yang dikeluarkan dari semburan lumpur dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin pada pembangkit listrik tenaga panas bumi. Penelitian menyebutkan bahwa keadaan kandungan panas yang dikeluarkan oleh semburan lumpur lapindo sama seperti pusat listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang berada di Kamojang. Itu berarti semburan lumpur lapindo juga memiliki potensi yang sama sebagai pembangkit tenaga listrik tenaga panas bumi.
Uap panas semburan lumpur lapindo mencapai temperatur 1500C sampai 2000C. Temperatur serupa juga dipakai pada PLTP Kamojang yang dapat menghasil 300 MW. Bila dimanfaatkan prinsipnya mungkin sama seperti PLTP pada umumnya namun, melihat kondisi sekitar semburan lumpur lapindo yang bisa dibilang sudah parah, maka solusinya bisa dengan cara menyalurkan uap panas yang digunakan untuk memutar turbin uap pembangkit yang diletakkan jauh dari pusat semburan lumpur. Sementara itu pembuangan lumpur dapat dilakukan didekat pembangkit dan lumpur dapat dimanfaatkan lagi sebagai bahan material bangunan sehingga semua dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan seefisien mungkin. Bila dipikir-pikir dengan potensi itu, semburan lumpur lapindo dapat menambah pasokan listrik PLN di Indonesia.

Inilah sedikit ide yang saya tuangkan dalam blog ini untuk PLN, semoga Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat memanfaatkan potensi energi di Indonesia dengan sebaik-baiknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar